Budidaya Tanpa Tanah (Soilless Culture)
Perkembangan
teknologi di bidang pertanian demikian pesat, sehingga mereka yang tertinggal
dalam memanfaatkan kemajuan teknologi tidak akan memperoleh keuntungan yang
maksimal dari kegiatan usaha yang dilakukannya. Bebagai macam teknik budidaya
telah diterapkan di pertanian. Untuk teknik budidaya yang diterapkan pada
tanaman Hortikultura relatif sama dengan teknik budidaya tanaman pertanian
lainnya. Hanya saja, komoditas hortikultura memiliki nilai ekonomis yang tinggi
dan perlu pembudidayaan yang intensif, sehingga teknik budidaya yang
dikembangkan bersifat spesifik dan jarang dijumpai pada tanaman
non-hortikultura.Salah satu perkembangan teknologi
budidaya pertanian yang layak disebarluaskan adalah teknologi hidroponik. Hal
ini disebabkan oleh semakin langkanya sumberdaya lahan, terutama akibat
perkembangan sektor industri dan jasa, sehingga kegiatan usaha pertanian
konvensional semakin tidak kompetitif karena tingginya harga lahan. Teknologi
budidaya pertanian sistem hidroponik memberikan alternatif bagi para petani
yang memiliki lahan sempit atau yang hanya memiliki pekarangan rumah untuk
dapat melaksanakan kegiatan usaha yang dapat dijadikan sebagai sumber
penghasilan yang memadai.
Hidroponik
muncul sebagai alternatif pertanian lahan terbatas. Dengan sistem ini
memungkinkan sayuran ditanam di daerah yang kurang subur/daerah sempit yang
padat penduduknya. Pengembangan hidroponik di Indonesia mempunyai prospek yang
cerah,baik untuk mengisi kebutuhan dalam negeri maupun merebut peluang ekspor.
Penerapan hidroponik secara komersial di Indonesia dimulai tahun 1980 di
Jakarta untuk memproduksi sayuran dan buah bernilai ekonomi tinggi. Saat ini
ada beberapa perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang hidroponik. Antara
lain:PT.Saung Mirwan,Parung Farm,PT.Joro,Putri Segar,Amazing Farm,PT.Bandung
Farmer Internasional,dan HMI Fruits&vegetables.
Hidroponik
secara harfiah berarti hidro
= air, dan phonic
= pengerjaan, sehingga secara umum berarti sistem budidaya pertanian tanpa
menggunakan tanah tetapi menggunakan air yang berisi larutan nutrient. Budidaya
hidroponik biasanya dilaksanakan di dalam rumah kaca (greenhouse)
untuk menjaga supaya pertumbuhan tanaman secara optimal dan benar-benar
terlindung dari pengaruh unsur luar seperti hujan, hama penyakit, iklim,dll.
Macam
teknik hidroponik
Jenis
hidroponik dapat dibedakan dari media yang digunakan untuk tempat berdiri
tegaknya tanaman. Media tersebut biasanya bebas dari unsur hara (steril),
sementara itu pasokan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dialirkan ke dalam
media tersebut melalui pipa atau disiramkan secara manual. Media tanam tersebut
dapat berupa kerikil, pasir, gabus, arang, zeolit, atau tanpa media agregat
(hanya air). Yang terpenting adalah bahwa media tanam tersebut suci hama
sehingga tidak menumbuhkan jamur atau penyakit lainya.
Teknik
penanaman
secara hidroponik ini terbagi atas beberapa macam.
- Teknik
yang pertama dengan kultur air, dalam teknik ini tanaman ditumbuhkan pada
media tertentu yang dibagian dasarnya terdapat larutan mengandung unsur
hara sehingga ujung akar akan menyentuh larutan yang mengandung unsur hara
tersebut.
- Cara
selanjutnya adalah dengan kultur agregat, dengan media tanam berupa pasir,
kerikil, arang, sekam padi, atau yang lainnya yang sudah disterilkan.
Pemberian unsur hara dengan cara melarutkan ke air dan mengalirkan ke
media, biasanya menggunakan selang kecil untuk mengalirkannya.
- Teknik
yang lain adalah dengan memelihara tanaman dalam selokan atau parit yang
sempit, yang terbuat dari lempengan logam anti karat. Selanjutnya dialiri
dengan cairan unsur harasehingga sekitar akar tanaman akan terbentuk
lapisan tipis sebagai makanan tanaman. Lapisan tipis ini seperti film,
sehingga teknik ini disebut sebagai nutrient film tecnihque.
Faktor-faktor
Penting dalam Budidaya Hidroponik
1. Unsur
Hara
Pemberian larutan hara yang teratur sangatlah penting
pada hidroponik, karena media hanya berfungsi sebagai penopang tanaman dan
sarana meneruskan larutan atau air yang berlebihan.
Hara tersedia bagi tanaman pada pH 5.5 – 7.5 tetapi
yang terbaik adalah 6.5, karena pada kondisi ini unsur hara dalam keadaan
tersedia bagi tanaman. Unsur hara makro dibutuhkan dalam jumlah besar dan
konsentrasinya dalam larutan relatif tinggi. Termasuk unsur hara makro adalah
N, P, K, Ca, Mg, dan S. Unsur hara mikro hanya diperlukan dalam konsentrasi
yang rendah, yang meliputi unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl. Kebutuhan
tanaman akan unsur hara berbeda-beda menurut tingkat pertumbuhannya dan jenis
tanaman (Jones, 1991).
Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan garam-garam
pupuk dalam air. Berbagai garam jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan hara,
pemilihannya biasanya atas harga dan kelarutan garam pupuk tersebut.
2. Media
Tanam Hidroponik
Jenis media tanam yang digunakan sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Media yang baik membuat unsur
hara tetap tersedia, kelembaban terjamin dan drainase baik. Media yang
digunakan harus dapat menyediakan air, zat hara dan oksigen serta tidak
mengandung zat yang beracun bagi tanaman.
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai media tanam
dalam hidroponik antara lain pasir, kerikil, pecahan batu bata, arang sekam,
spons, dan sebagainya. Bahan yang digunakan sebagai media tumbuh akan
mempengaruhi sifat lingkungan media. Tingkat suhu, aerasi dan kelembaban media
akan berlainan antara media yang satu dengan media yang lain, sesuai dengan
bahan yang digunakan sebagai media.
Arang sekam (kuntan) adalah sekam bakar yang berwarna
hitam yang dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna, dan telah banyak
digunakan sabagai media tanam secara komersial pada sistem hidroponik.
Komposisi arang sekam paling banyak ditempati oleh SiO2 yaitu 52% dan C sebanyak 31%. Komponen lainnya adalah Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO, dan Cu dalam jumlah relatif kecil serta bahan organik. Karakteristik lain adalah sangat ringan, kasar sehingga sirkulasi udara tinggi karena banyak pori, kapasitas menahan air yang tinggi, warnanya yang hitam dapat mengabsorbsi sinar matahari secara efektif, pH tinggi (8.5 – 9.0), serta dapat menghilangkan pengaruh penyakit khususnya bakteri dan gulma.
Komposisi arang sekam paling banyak ditempati oleh SiO2 yaitu 52% dan C sebanyak 31%. Komponen lainnya adalah Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO, dan Cu dalam jumlah relatif kecil serta bahan organik. Karakteristik lain adalah sangat ringan, kasar sehingga sirkulasi udara tinggi karena banyak pori, kapasitas menahan air yang tinggi, warnanya yang hitam dapat mengabsorbsi sinar matahari secara efektif, pH tinggi (8.5 – 9.0), serta dapat menghilangkan pengaruh penyakit khususnya bakteri dan gulma.
3. Oksigen
Keberadaan Oksigen dalam sistem hidroponik sangat
penting. Rendahnya oksigen menyebabkan permeabilitas membran sel menurun,
sehingga dinding sel makin sukar untuk ditembus, Akibatnya tanaman akan
kekurangan air. Hal ini dapat menjelaskan mengapa tanaman akan layu pada
kondisi tanah yang tergenang.
Tingkat oksigen di dalam pori-pori media mempengaruhi perkembangan rambut akar. Pemberian oksigen ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: memberikan gelembung-gelembung udara pada larutan (kultur air), penggantian larutan hara yang berulang-ulang, mencuci atau mengabuti akar yang terekspose dalam larutan hara dan memberikan lubang ventilasi pada tempat penanaman untuk kultur agregat.
Tingkat oksigen di dalam pori-pori media mempengaruhi perkembangan rambut akar. Pemberian oksigen ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: memberikan gelembung-gelembung udara pada larutan (kultur air), penggantian larutan hara yang berulang-ulang, mencuci atau mengabuti akar yang terekspose dalam larutan hara dan memberikan lubang ventilasi pada tempat penanaman untuk kultur agregat.
4. Air
Kualitas air yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman
secara hidroponik mempunyai tingkat salinitas yang tidak melebihi 2500 ppm,
atau mempunyai nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm serta tidak mengandung
logam-logam berat dalam jumlah besar karena dapat meracuni tanaman.
·
Keuntungan
dan Kekurangan Sistem Hidroponik
Keuntungan Hidroponik :
1. Produksi
tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan media tanam tanah biasa.
2. Lebih terjamin
kebebasan tanaman dari hama dan penyakit.
3. Tanaman tumbuh
lebih cepat dan pemakaian pupuk lebih hemat.
4. Bila ada
tanaman yang mati, bias diganti dengan tanman baru dengan mudah.
5. Tanaman akan
memberikan hasil yang Countinue
6. Metode kerja
yang sudah distandardisasi, lebih memudahkan pekerjaan dan tidak membutuhkan
tenaga kasar.
7. Tanaman dapat
tumbuh di tempat yang semestinya tidak cocok bagi tanaman yang bersangkutan.
Kekurangan Hidroponik :
1. Larutan nutrient harus seimbang,
2. Perawatan yang cukup mahal,
3. Hanya khusus tanaman tertentu.
1. Larutan nutrient harus seimbang,
2. Perawatan yang cukup mahal,
3. Hanya khusus tanaman tertentu.
Keuntungan dan
Kendala Hidroponik
Beberapa kelebihan bertanam secara hidroponik adalah produksi tanaman
persatuan luas lebih banyak, tanaman tumbuh lebih cepat, pemakaian pupuk lebih
hemat, pemakaian air lebih efisien, tenaga kerja yng diperlukan lebih sedikit,
lingkungan kerja lebih bersih, kontrol air, hara dan pH lebih teliti, masalah
hama dan penyakit tanaman dapat dikurangi serta dapat menanam tanaman di lokasi
yang tidak mungkin/sulit ditanami seperti di lingkungan tanah yang miskin hara
dan berbatu atau di garasi (dalam ruangan lain) dengan tambahan lampu.
Sedangkan kelemahannya adalah ketersediaan dan pemeliharaan perangkat
hidroponik agak sulit, memerlukan keterampilan khusus untuk menimbang dan
meramu bahan kimia serta investasi awal yang mahal.
Komentar
Posting Komentar