Pengembangan Aplikasi Software Microsoft Excel untuk Meramalkan Epidemi penyakit Kentang di Cangar Batu

B. LATARBELAKANG MASALAH
Pemanasan global atau Global Warming adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan (anonim, 2011).
sumber:http/:wikipedia.org.
Suhu memiliki dampak terhadap penyakit tanaman melalui patogen dan tanaman inang. Penelitian menunjukkan bahwa tanaman inang seperti gandum dan kacang-kacangan menjadi tempat perkembangan penyakit yang dipengaruh oleh kenaikan suhu, tapi beberapa varietas menjadi tahan terhadap penyakit (Coakley et al, 1999). Meningkatnya kelembapan udara dapat mempercepat perkembangan penyakit. Suhu bumi yang semakin meningkat dapat meningkatkan kelembapan udara dan juga mempercepat perkembangbiakan penyakit tanaman.
Tanaman kentang memiliki prospek yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan karena produksi kentang di Indonesia masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara-negara produsen lainnya. Indonesia mempunyai lahan kentang seluas 66.531 Ha dengan total produksi 1.060.805 ton (www.bps.go.id).
Dalam budidaya kentang sering terdapat gangguan, seperti masalah teknis dan organisme pengganggu tanaman (OPT). Dalam CIP-Balista (1999) telah terinvestasi OPT pada kentang sebanyak 72 jenis yang terdiri atas 4 jenis bakteri patogen, 13 jenis cendawan patogen, 15 jenis virus patogen, 1 jenis mikroplasma patogen, 8 jenis penyakit fisiologi (abiotik), dan 31 jenis hama. Jumlah OPT yang sebanyak ini merupakan kompilasi dari berbagai daerah atau negara penghasil kentang. Di setiap negara atau daerah terdapat OPT utama sesuai dengan faktor-faktor pendukung seperti jenis varietas tanaman yang terserang serta keadaan lingkungan.
Belum tentu OPT yang penting di suatu wilayah menjadi sama pentingnya dengan OPT di wilayah lain. Dalam Novartis (1998) disebutkan ada empat hama utama dan tiga penyakit utama pada tanaman kentang. Pemantauan OPT perlu dilakukan secara berkala karena sering terjadi pergeseran status OPT sebagai akibat dari pergeseran keseimbangan lingkungan, baik yang terjadi karena tindakan manusia maupun karena iklim atau kondisi alam. Kehilangan hasil yang disebabkan oleh beberapa OPT penting pada tanaman kentang.
sumber:http/:www.wikipedia.org
Tanaman kentang di musim hujan seringkali mengalami serangan berat penyakit busuk daun, sebaliknya pada musim kemarau hama sering menimbulkan masalah. Untuk mengatasi hal ini umumnya petani hanya melakukan pengendalian secara konvensional, yang hanya menekankan pada penggunaan pestisida. Penggunaan fungisida pada tanaman kentang diluar musim dapat mencapai 40% dari biaya produksi.
Microsoft Excel adalah Program aplikasi pada Microsoft Office yang digunakan dalam pengolahan angka (Aritmatika). Program ini sering digunakan oleh para akutan untuk menuliskan atau mencatat pengeluaran dan pemasukan didalam perusahaan atau suatu lembaga maupun instansi-instansi kecil. Microsoft Excel dapat juga dapat diaplikasikan untuk pertanian. Karena aplikasi ini sudah banyak mengenal dan pengoperasiannya pun juga tidak sulit.
Pemanfaatan Microsoft Excel dalam pertanian dapat dikembangkan menjadi aplikasi yang tepat. Penggunaan yang mudah dan masyarakat banyak yang mengenal aplikasi ini dapat menjadi salah satu alternatif untuk mendiagnosa penyakit suatu tanaman. Dengan memasukkan rumus-rumus yang sederhana dan dikembang untuk mendeteksi penyakit pada tanaman kentang. Penggunaan microsoft excel yang sudah dikembang dapat mendiagnosa suatu penyakit tanaman kentang lebih mudah dan tindakan dilakukan lebih tepat.
C. PERUMUSAN MASALAH
Pembuatan program aplikasi excel untuk memberikan solusi pada permasalahan epidemi penyakit tanaman kentang indonesia termasuk cangar, batu. Epidemi penyakit tanaman kentang dapat menurunkan produksi tanaman kentang hingga 90%. Hal ini dapat merugikan petani yang membudidayakan tanaman kentang. Bagi masyarakat yang tidak memiliki pengetahuan penyakit tanaman kentang, epidemi penyakit akan menyebabkan gagal panen. Hal ini dapat disolusikan dengan penggunaan aplikasi software Microsoft Excel yang sudah disusun untuk mendiagnosis penyakit tanaman kentang dan tindakan yang tepat untuk mengurangi penyakit yang menyerang tanaman kentang. Program ini berfungsi untuk mengetahui penyakit yang menyerang tanaman kentang dengan memasukkan gejala yang ada pada tanaman kentang. Dengan aplikasi ini diharapkan petani di wilayah Cangar, Batu dapat mendeteksi penyakit yang menyerang tanaman kentang dan melakukan tindakan yang disarankan oleh aplikasi microsoft excel.
D. TUJUAN
Pembuatan program pendeteksi epidemi penyakit kentang untuk mengetahui jenis penyakit yang menyerang tanaman kentang dengan melihat gejala yang terdapat pada tanaman kentang.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Aplikasi program Microsoft Excel ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk pengembangan aplikasi program selanjutnya yang lebih baik dan canggih, sehingga penggunaannya lebih mudah.
2. Aplikasi program Microsoft Excel ini diharapkan dapat dimanfaatkan masyarakat diwilayah lain yang membudidayakan kentang untuk mengidentifikasi penyakit yang menyerang tanaman kentang.
F. KEGUNAAN
1. Mengembangkan Software Excel yang sederhana untuk membantu petani menentukan penyakit tanaman kentang.
2. Melakukan tindakan yang disarankan dari Software Microsoft Excel.
3. Mengembangkan sofware yang lebih bermanfaat dan mudah digunakan mengingat epidemi penyakit tanaman budidaya diwilayah Indonesia tinggi.
G. TINJAUAN PUSTAKA
G1. Sistem Perangkat lunak (software) komputer
Perangkat Lunak (software) adalah kumpulan beberapa perintah yang dieksekusi oleh mesin komputer dalam menjalankan pekerjaannya. perangkat lunak ini merupakan catatan bagi mesin komputer untuk menyimpan perintah, maupun dokumen serta arsip lainnya.
Perangkat Lunak (software) merupakan data elektronik yang disimpan sedemikian rupa oleh komputer itu sendiri, data yang disimpan ini dapat berupa program atau instruksi yang akan dijalankan oleh perintah, maupun catatan-catatan yang diperlukan oleh komputer untuk menjalankan perintah yang dijalankannya. Untuk mencapai keinginannya tersebut dirancanglah suatu susunan logika, logika yang disusun ini diolah melalui perangkat lunak, yang disebut juga dengan program beserta data-data yang diolahnya. Pengeloahan pada software ini melibatkan beberapa hal, diantaranya adalah sistem operasi, program, dan data. Software ini mengatur sedemikian rupa sehingga logika yang ada dapat dimengerti oleh mesin komputer (anonim, 2011).
G2. Penggunaan Software Microsoft Excel di masyarakat.
Microsoft Excel adalah program kedua yang mandasar dalam suatu komputer setelah Microsoft Word, keduanya saling berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak para akutan yang mengerti dan bisa mengoprasikan program ini tapi bukan hanya seorang akuntan saja yang bisa anak smp pun juga bisa mengoprasikan program ini, karena dibangku smp kita telah mempelajari tentang Microsoft Excel. Microsoft Excel sangat berguna untuk masalah-masalah keuangan bahkan utang piutang pun juga bisa dicatat dalam program ini. Para ahli computer menciptakannya untuk mempermudah kita dalam keuangan dalam kehidupan kita.
Didalam program ini kita dapat membuat grafik menggunakan program Microsoft Excel. Dengan cara menggunakan bantuan tombol Toolbar Chart Wizard. Kita dapat memilih grafik dengan bentuk yang kita ***, seperti bentuk lingkaran, garis, kolom, area, radar, dan scatter. Kita dapat memilihnya dengan cara mengklik Tab Custom Types.
Didalam program ini kita juga dapat menggunakan Wordart semacam bentuk huruf atau model huruf yang merupakan variasi teks dan juga toolbar drawing yang digunakan untuk membuat garis, kotak, dan lingkaran. Kita dapat menggunakannya dengan cara mengklik insert, pilih picture setelah itu klik Wordart maka akan tampil variasi huruf yang menarik.
G3. Penyakit tanaman kentang
Kentang (Solanum tuberosum L.) termasuk jenis tanaman sayuran semusim, berumur pendek, dan berbentuk perdu atau semak (Duriat et al., 2006). Dalam budidaya komoditas ini sering terdapat gangguan oleh organisme pengganggu tanaman (OPT). Salah satu OPT yang seiring merusak pertanaman kentang adalah penyakit busuk (hawar) daun yang disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans.

Penyakit busuk (hawar) daun ditemui hampir di setiap tempat dimana tanaman kentang tumbuh. Jamur ini menyerang batang, tangkai daun dan umbi pada semua fase pertumbuhan tanaman. Faktor yang mempercepat penyebaran penyakit busuk (hawar) daun diantaranya penggunaan kultivar yang rentan presipitasi dan kelembaban tinggi (Dennis et al., 1996 dalam Kusmana, 2003).
Penyakit merupakan salah satu faktor pembatas penting pada budidaya tanaman kentang. Penyakit busuk daun tanaman kentang atau yang oleh petani di Wonosobo dan Dieng disebut Lodoh merupakan penyakit yang paling serius di antara penyakit dan hama yang menyerang tanaman kentang di Indonesia (Katayama & Teramoto, 1997; Zazali, 2004). Penyakit lodoh disebabkan oleh serangan jamur patogen ganas Phytophthora infestans ini dapat menurunkan produksi kentang hingga 90% dari total produksi kentang dalam waktu yang amat singkat. Sampai saat ini kapang patogen penyebab penyakit busuk batang dan daun tanaman kentang tersebut masih merupakan masalah krusial dan belum ada varietas kentang yang benar-benar tahan terhadap penyakit tersebut (Cholil, 1991).
Menurut Djafaruddin, 2000, penyakit busuk daun/ batang (late blight) tanaman kentang sangat berpotensi terjadi pada daerah dingin dan lembab karena kapang patogen yang menyebabkannya mudah tumbuh dan berkembang baik pada kondisi dingin. Penyebab penyakit busuk daun ini adalah kapang patogen Phytophthora infestans. Kapang dapat menyerang daun, batang, juga umbi di dalam tanah. Kapang patogen Phytophthora infestans bukan merupakan kapang asli tanah, namun biasa menyerang organorgan tanaman kentang di dalam tanah dan di atas tanah (daun, batang, cabang, akar dan umbi).
Penyebaran spora/ patogen kapang melalui angin, air atau serangga. Jika spora sampai ke daun basah, ia akan berkecambah dengan mengeluarkan zoospora atau langsung membentuk tabung kecambah, kemudian masuk ke bagian tanaman, dan akhirnya terjadi infeksi.
Spora yang jatuh ke tanah akan menginfeksi umbi, dan pembusukannya bisa terjadi di dalam tanah atau di tempat penyimpanan. Kasus penyakit busuk daun biasanya sering terjadi di daerah dataran tinggi yang bersuhu rendah dengan kelembaban tinggi (Alexopoulos, et al., 1996 ). Selain itu penyebaran spora patogen Phytophthora infestans dipicu oleh keadaan lingkungan udara yang relatif lembab (di atas 80% seperti keadaan lingkungan di Wonosobo). Patogen tersebut juga dapat bertahan hidup di dalam umbi dan batang tanaman kentang sehingga infeksi pada umbi dapat terbawa sampai ke gudang penyimpanan (Adijaya, 2001).
Gejala pada daun berupa hawar (blight) atau bercak berwarna abu-abu yang berukuran besar dengan bagian tengahnya agak gelap dan agak basah. Gejala serangan pada leher akar dan akar berupa busuk berwarna hitam. Serangan pada umbi berupa busuk basah umbi yang berwarna abu-abu atau hitam. Apabila umbi diinkubasikan dalam temperatur 15 - 20oC, akan muncul konidia yang dibentuk dalam jumlah banyak, berupa tepung berwarna keabuan (Cholil, 1991).

Komentar

Postingan Populer