UNSUR HARA MAKRO TANAMAN
Salah satu faktor yang menunjang tanaman untuk tumbuh
dan berproduksi secara optimal adalah ketersediaan unsur hara dalam jumlah yang
cukup di dalam tanah. Jika tanah tidak dapat menyediakan unsur hara yang cukup
bagi tanaman, maka pemberian pupuk perlu dilakukan untuk memenuhi kekurangan
tersebut. Setiap jenis tanaman membutuhkan unsur hara dalam jumlah yang
berbeda. Ketidak tepatan pemberian unsur hara/pupuk selain akan menyebabkan
tanaman tidak dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal juga merupakan
pemborosan tenaga dan biaya (tidak efisien). Agar usaha pemupukan menjadi
efisien maka, pemberian pupuk tidak cukup hanya melihat keadaan tanah dan
lingkungan saja, tetapi juga harus mempertimbangkan kebutuhan pokok unsur hara
tanaman. Dengan diketahui kebutuhan pokok unsur hara tanaman maka dosis dan
jenis pupuk dapat ditentukan lebih tepat.
Unsur Hara Makro
Nitrogen (N)
Nitrogen adalah unsur hara makro utama yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah yang banyak. Sumber N tidak diperoleh dari batuan dan mineral tapi berasal dari hasil
pelapukan bahan organik, dari udara dari fiksasi N oleh
mikroorganisme baik yang bersimbiosa dengan akar tanaman leguminosa seperti
rhizobium atau tidak seperti bakteri Azotobacter dan
Clostridium. Sumber lain nitrogen di dalam tanah adalah melalui air hujan dan
melalui penambahan pupuk buatan seperti Urea atau
ZA (Hasibuan, 2006).
Zat lemas diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO3- dan NH4+
, protoplasma yang hidup terdiri dari kira- kira 25% bahan kering dengan
komposisi 50-50% zat-zat putih telur dan 5-10% lipoiden dan persenyawaan
lainnya yang
mengandung N. Kadar
zat lemas dari protoplasma kira-kira
antara 2-2,5%. Dengan adanya pemungutan hasil
tanaman secara besar-besaran maka banyak sekali zat lemas yang hilang (Anonimous, 2005).
Nitrogen di dalam tanaman merupakan unsur yang sangat penting untuk
pembentukan protein, daun-daunan
dan berbagai persenyawaan organik lainnya. Nitrogen ditinjau dari
berbagai sudut, mempunyai pengaruh positif sebagai
berikut:
a. Besar pengaruhnya dalam menaikkan potensi
pembentukan daun-daun dan ranting.
b.Mempunyai pengaruh positif terhadap kadar protein
pada rumput dan tanaman makanan ternak dan
lainnya.
c.Pada berbagai tanaman gandum menaikkan kadar protein pada butir gandum.
(Rinsema, 1993).
Gejala kekurangan unsur N dapat dilihat dimulai dari daunnya, warnanya
yang hijau agak kekuningan selanjutnya berubah menjadi kuning. Jaringan daun mati dan inilah yang
menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna
merah kecoklatan. Pada tanaman dewasa pertumbuhan yang terhambat ini akan
berpengaruh terhadap pembuahan sehingga buahnya tidak
sempurna, umumnya kecil dan cepat matang (Sutedjodan Kartasapoetra, 1987).
Bila terjadi kelebihan N, tanaman akan tampak terlalu subur, ukuran daun
akan menjadi lebih besar, batang
menjadi lunak dan
berair (sekulensi) sehingga mudah rebah dan mudah diserang penyakit. Kelebihan
juga dapat menyebabkan
penundaan pembentukan bunga, bahkan mudah lebih mudah rontok dan pemasakan buah
cenderung terlambat (Novizan, 2004).
Biarpun ada hubungan yang erat antara pemberian N dengan sejumlah bahan
kering yang dihasilkan, tidak berarti bahwa pemberian zat N itu harus sebanyak-banyaknya sebab
pemberian zat N yang berlebih akan dapat membahayakan.
Memang benar pemberian N akan menghasilkan banyak bahan hijau berupa daun dan
batang tetapi pemberian N yang banyak dapat memperlambat
masaknya biji. Pemberian N yang banyak
mempengaruhi juga perkembangan susunan akar, tetapi tidak sebagai Phosphorus
dimana akar menjadi lebih panjang dan lebih dalam masuk
kedalam tanah. Oleh karena dalamnya masuknya susunan akar kedalam tanah yang tidak sepadan dengan kesuburan pada bagian atas
tanah, maka tanaman dalam keadaan demikian akan lebih
lekas kekeringan (Anonimous, 2005).
Posfor (P)
Sumber pupuk P yang diberikan perlu diperhatikan sebelum diberikan
kedalam tanah. Apabila bentuk mono- kalsium posfat yang diberikan kedalam tanah, maka air
didalam tanah disekitar pupuk yang kemudian melarutkan P- pupuk (Hasibuan, 2004).
Posfat yang
diserap tanaman dalam bentuk H2PO4 -, HPO42- dan
PO42- atau tergantung kepada
nilai pH tanah. Posfor sebagian besar berasal dari pelapukan bahan
organik. Walaupun sumber posfor didalam tanah mineral cukup banyak, tanaman masih bisa
mengalami kekurangan posfor. Pasalnya sebagian posfor terikat secara kimia oleh
unsur lain sehingga menjadi senyawa yang sukar larut dalam air
(Novizan,2004).
Tanaman yang kekurangan posfor warna daunnya akan tampak tua dan sering
tampak mengkilap kemerahan. Tepi daun bercabang, dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat
laun berubah menjadi kuning. Kalau tanaman berbuah,
buahnya kecil, tamapk jelek dan lekas matang (Linggad an Marsono, 2001).
Bila tanaman kahat unsur P, maka berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
seperti, tumbuhan yang kerdil, hal ini terjadi karena
pembelahan sel terganggu. Warna daun berubah menjadi ungu atau coklat mulai
dari ujung-ujung
daun. Hal yang semacam ini terlihat pada tanaman yang masih muda. Gejala kahat
P pada tanaman jagung, terlihat dimana tongkolnya
kecil-kecil dan biji jagung yang terbentuk pada tongkol yang tidak sempurna
(Hasibuan,2006)
Kalium (K)
Kalium diserap dalam bentuk K+. kalium banyak terkandung pada abu. Abu
daun teh yang muda mengandung sampai 50% K2O. Kalium K merupakan komponen dari bahan organik
yang membentuk tanaman (Rinsema, 1993).
Gejala kekurangan unsur K dapat
ditunjukkan dengan daun terlihat lebih tua, batang dan cabang lemah dan mudah rebah, muncul warna kuning
ditepi daun yang sudah tua yang akhirnya mengering dan rontok, daun keriting
dimulai daun yang paling tua, kematangan buah terhambat, ukuran
buah menjadi lebih kecil, buah mudah rontok (Novizan,
2004).
Tanaman yang kekurangan Kalium akan
cepat mengayu atau menggabus, hal ini disebabkan kadar lengasnya yang lebih rendah. Menurut
penyelidikan mikro, kalium berpengaruh baik pada pembentukan serat-serat
seperti pada rosela, kapas dan rami, dinding-dinding sel
lebih baik keadaannya dan lebih baik kandungan airnya, sel-sel ini tumbuh lebih baik, lebih kuat dan lebih panjang (Anonimous, 2005).
Kalium tidak disintesis menjadi
senyawa organik oleh tumbuhan, sehingga unsure ini tetap sebagai ion di dalam tumbuhan. Kalium berperan
sebagai activator dari berbagai enzim yang esensial dari reaksi-reaksi
fotosintesis dan respirasi, serta untuk enzim yang
berperan dalam sintesa protein (Lakitan, 1995).
Kalium terdapat didalam sel-sel yaitu sebagai ion-ion didalam cairan sel
dan sebagai persenyawaan adsorptif didalam zat putih telur dari sitoplasma. Inti sel tidak
mengandung kalium. Sebagai ion didalam cairan sel, Kalium berperan dalam
melaksanakan "turgor" yang disebabkan oleh tekanan osmotis. Ion Kalium mempunyai fungsi psikologis pada asimilasi
zat arang.Bila tanaman sama sekali tidak diberi Kalium,
maka asimilasi akan terhenti.
Oleh sebab itu pada tanaman yang banyak menghasilkan hasil asimilasi seperti
kentang, ubi kayu, tebu,
nanas, akan banyak memerlukan Kalium (K2O) didalam tanah. Kalium berfungsi pula pada pembelahan sel dan pada sintesa putih telur.
Pada saat terjadi pembentukan bunga atau buah maka Kalium akan cepat ditarik oleh sebab itu
Kalium mudah bergerak (mobil). Fungsi lain dari Kalium adalah pada pembentukan
jaringan penguat. Perkembangan jaringan penguat pada tangkai daun dan buah yang kurang baik
sering menyebabkan lekas jatuhnya daun dan buah itu. Daun-daun pada teh dan
tangkai buah kelapa bila
kekurangan Kalium akan terkulai dan buahnya lekas jatuh (Anonimous, 2005).
Kalsium (Ca)
Unsur ini diserap dalam Ca++, Kalsium terdapat sebagai kalsium pectinaat
pada lamela-lamela tengah dari
dinding-dinding sel, endapan-endapan dari kalsium oksalat dan
kalsium karbonat dan sebagai ion didalam air-sel. Kebanyakan
dari zat kapur ini (CaO) terdapat didalam daun dan batang. Pada biji-biji
relatif kurang mengandung kapur, demikian juga pada
akar-akaran. Pada akar-akaran banyak terdapat pada ujung-ujungnya dan bulu-bulu
akar. Fungsi ion Kalsium yang penting adalah mengatur
permeabilitas dari dinding sel. Telah diketahui bahwa ion-ion kalium itu mempertinggi permeabilitas dinding sel dan ion-ion Kalsium
adalah sebaliknya. Hal ini penting bagi organisme, sebab
bertambahnya permeabilitas yang disebabkan ion-ion Kalium dapat lebih dicegah.
Peranan yang penting dari kapur terdapat pada pertumbuhan
ujung-ujung akar dan pembentukan bulu-bulu akar. Bila kapur ditiadakan maka pertumbuhan keduanya
akan terhenti dan bagian-bagian yang telah terbentuk akan mati dan
berwarna coklat kemerah-merahan (Anonimous, 2005).
Kalsium penting untuk tanaman dan
tanah. Kalsium merupakan bagian dari semua sel tanaman. Di dalam tanaman, ia bersifat immobial. Ia
tidak bergerak dari daun-daun muda, sehingga menyediakan kalsium yang berkesinambungan sangat mutlak selama siklus hidup tanaman yang
bersangkutan.Bagi tanah kalsium yang seimbang jumlahnya dapat
memperbaiki struktur tanah (Indranada, 1989).
Tanaman yang kekurangan kalsium
dicirikan oleh tepi daun muda yang mengalami klorosis. Gejala ini lambat laun akan menjalar diantara
tulang-tulang daun. Kuncup-kuncup muda akan mati karena perakarannya yang
kurang sempurna, malahan sering salah bentuk. Kalaupun ada daun
yang muncul, warnanya akan berubah dan jaringan di
beberapa tempat pada helai daun akan mati (Linggada n Marsono, 2001).
Kekahatan Kalsium juga membatasi
pertumbuhan akar, batang dan sebagainya. Akar tanaman yang kahat kalsium tidak mampu tumbuh
memanjang dengan cepat, sehingga tidak dapat memperoleh air dan unsure hara.
Kahat kalsium menghalangi pertumbuhan serta mekarnya daun-daun
muda dan pucuk-pucuk yang sedang dan juga menghalangi
pertumbuhan bagian tepi daun, oleh karena itu daun-daunnya menjadi keriting
(Hasibuan, 2006).
Magnesium (Mg)
Magnesium diserap dalam bentuk Mg++ dan merupakan bagian dari hijau daun
yang tidak dapat digantikan oleh unsur lain, kecuali didalam hijau daum Mg terdapat pula sebagai
ion didalam air-sel. Kadarnya didalam bagian-bagian
vegetatif lebih rendah dari pada kadar Kalsium, tetapi pada bagian generatif
adalah sebaliknya (Anonimous, 2005).
Magnesium adalah unsur yang mobile
di dalam tanaman, maka kekahatan magnesium selalu terlihat pada daun-daun tua. Daun berwarna
kuning, hal terjadi karena pembentukan klorofil terganggu. Pada tanaman jagung
kekahatan Mg terlihat pada daun adanya garis-garis kuning yang
agak menonjol sedangkan pada daun-daun muda keluar lender
terutama bila kekahatan sudah berlanjut (Hasibuan, 2006).
Ketersediaan magnesium hampir sama
dengan kalsium karena pemgikatnya juga sama. Disamping itu dapat juga menjadi tersedia melalui
hancurnya mineral yang mengandung magnesium. Magnesium merupakan satu- satunya unsur anorganik yang terdapat pada molekul klorofil (Hakimdk k, 1991).
Gejala yang pertama kelihatan pada
tanaman yang kekurangan magnesium adalah daun mengalami klorosis dan tampak ada bercak-bercak
coklat. Daun yang semula hijau segar menjadi kekuningan dan tampak pucat. Warna
kekuningan inipun timbul diantara tulang-tulang daun. Daun
mengering dan kerap kali langsung mati. Pada tanaman berbiji,
sangat jelek pengaruhnya terhadap bila kekurangan magnesium. Daya tumbuh tidak
mantap alias lemah. Malahan kalau tetap tetap tumbuh,
bijinya akan sangat lemah (Linggada n Marsono, 2001).
Belerang
(S)
Belerang diserap oleh tanaman
sebagai anion SO42-. Peranan fisiologisnya analog dengan nitrogen,
sebab keduanya merupakan penyusun protein. Tetapi hanya
tiga dari semua asam amino esensial mengandung belerang, sehingga jumlah mutlak belerang
yang diperlukan untuk nitrisi tanaman kira-kira 17 kali lebih kecil dari jumlah
nitrogen yang dibutuhkan (Indranada, 1989).
Gejala tanaman yang kekurangan
belerang umunya tampak pada seluruh daun muda yang berubah menjadi hijau muda, kadan-kadang tamapak
tidak merata, sedikit mengkilat agak keputihan lantas berubah menjadi kuning
kehijauan. Pertumbuhan tanaman akan terhambat, kerdil, berbatang
pendek dan kurus (Linggadan Marsono,2001).
Peranan
unsur belerang (S) adalah :
-Sebagai koenzim yang terlibat dalam
rantai transfer electron pada respirasi dan fotosintesis
- Bahan produksi sekunder yang mudah menguap
(Rinsema, 1993).
Komentar
Posting Komentar